Harga Mobil Listrik di Indonesia: Update & Bandingkan Antar Merek

Pinemobil.com – Berikut update harga mobil listrik di Indonesia terkini + perbandingan antar merek. Bisa jadi referensi kalau kamu mau beli EV tahun 2025. Kalau kamu butuh untuk daerah selain Jakarta, bisa saya cari juga karena ada selisih harga antar kota.

Harga Mobil Listrik di Indonesia (2025)

Catatan: Semua harga di atas adalah OTR Jakarta kecuali disebut lain. Bisa berubah tergantung regulasi pajak, insentif pemerintah, kurs dolar, ongkos kirim antar kota. (Liputan6)

Perbandingan Antar Merek & Segmen

Dari tabel di atas bisa ditarik beberapa insight:

1. Segmen entry / budget (~< Rp 400 juta)
   Produk seperti BYD Dolphin, BYD M6, Wuling Air EV berada di rentang harga yang “terjangkau” untuk pasar EV di Indonesia. Cocok untuk pengguna kota, jarak tempuh harian, dan yang mengutamakan biaya operasional rendah.
2. Segmen menengah (~Rp 400 – 750 juta)
   Varian-varian lebih lengkap dari BYD (Atto 3, Seal Premium, Sealion Premium) dan Wuling varian lebih tinggi berada di segmen ini. Di sini kamu mulai dapat fitur lebih lengkap, baterai lebih besar, kenyamanan interior dan performa yang lumayan.
3. Segmen atas / premium (> Rp 750 juta)
   Mobil seperti Ioniq 5 varian atas, BYD Seal Performance, dan Denza D9 menyasar pengguna premium. Fitur, performa, dan teknologi di kelas atas biasanya juga lebih lengkap dan canggih.
4. Perbandingan fitur vs harga
   • BYD cukup agresif dengan baterai Blade-nya, varian banyak, pilihan kapasitas baterai dan spesifikasi beragam, sehingga konsumen bisa memilih sesuai kebutuhan + dana.
   • Hyundai Ioniq 5 menawarkan jarak tempuh lebih jauh, fitur premium, namun dengan harga yang juga lebih tinggi.
   • Wuling menawarkan opsi paling ekonomis, tapi mungkin dengan fitur dasar dibandingkan merek lain.

Faktor yang Mempengaruhi Harga

Beberapa hal yang membuat harga EV di Indonesia berbeda dan kadang berubah:

• Pajak & insentif pemerintah: perubahan PPN atau pajak mobil mewah bisa langsung berdampak ke harga. (detikoto)
• Kurs mata uang (jika komponen impor banyak).
• TKDN / lokalitas produksi: makin tinggi kandungan lokal, bisa lebih murah. BYD sudah menyiapkan pabrik di Subang agar bisa menurunkan biaya impor. (Reuters)
• Biaya logistik & distribusi antar kota.
• Fitur & varian: kapasitas baterai, varian AWD vs RWD, fitur keselamatan & kenyamanan, ukuran mobil, dll.